Serba-serbi Hobi Laki-laki

Laki-laki adalah makhluk yang berjiwa petualang. Karena itulah laki-laki butuh penyaluran hasrat yang memicu adrenalin agar hormonnya tersalurkan dengan benar. Dan itu biasanya ia peroleh lewat hobi maupun olahraga yang dikerjakan di sela waktu luangnya. Misalnya yang suka traveling, dia bakal suka arum jeram, mendaki gunung, off road, bugee jumping, terbang dengan paralayang, dsb. Hal ini dilakukan agar penyalurannya tepat, karena jika tidak sibuk, pikiran laki-laki akan disibukkan dengan hal yang tidak penting seperti mencari cinta atau malah melakukan kejahatan. Ya daripada kayak gitu mending disalurkan energi positifnya ke hal-hal baik toh?


Selain traveling, hobi lain yang biasa dikerjakan oleh lelaki adalah sepak bola, tenis, voli, futsal, game, toys, hingga merakit sepeda motor. Beberapa teman saya suka janjian buat main futsal di lapangan bareng dengan temannya tiap malam tertentu. Misalnya pas hari Jumat atau Sabtu, yang notabene orang juga udah mulai mikirin waktu liburan dan butuh refreshing. Jadilah banyak yang nyewa lapangan futsal untuk tanding atau latihan.

Trus gimana dengan peralatan main futsalnya? Ada yang beli sepatu futsal di toko, atau malah cari online shop yang jual sepatu futsal di internet. Toh sekarang banyak juga yang sudah jualan di internet untuk menyasar target pembeli orang yang terlalu sibuk hingga tak sempat belanja di toko. Well ya, menurut saya sih nggak masalah selama kita tahu nomor sepatu yang biasa digunakan. Ntar dilihat aja di webnya kira-kira ukuran kakinya cocok nggak dengan size chartnya. Kalau cocok ya, beli aja. Daripada harus muterin beberapa toko buat nyari yang cocok. Trus, sepak bola juga bisa jadi alternatif refreshingnya laki-laki. Kalau ada club sepak bola kesayangan yang sedang bertanding, biasanya mereka menggelar nonton bareng teman-temannya di tempat ngopi atau rame-rame di stadion sekalian.

Sepak bola bisa menjadi pemersatu walaupun klub sepak bolanya beda-beda. Anggap saja laki-laki juga butuh refreshing sejenak dari penatnya pekerjaan. Bisa dengan ngobrolin siapa saja jagoan sepak bola yang akan tanding di klub lawan, atau yang dijagokan buat menang di final laga. Dulu saya pikir hal semacam ini nggak penting, soalnya nggak semua laki-laki suka hobi ngomongin sepak bola, kan? Tapi ternyata menyalurkan hobi itu penting lho. Toh hobi nggak selalu butuh uang banyak. Kayak nonton bola kan nggak butuh uang untuk nonton. Tinggal ngumpul aja bareng, trus rame-rame deh. Yang penting ramenya, yang penting ngumpulnya. Buat jadi ajang haha-hihi aja, biar silaturahim tetap terjaga.

Saya jadi ingat drama korea berjudul Reply 1988 yang bahas satu geng anak remaja yang rumahnya ada di satu gang kecil di Seoul. Di sana, ada beberapa anak yang hobi nonton film bareng di televisi milik tetangga. Dulu di zaman tahun 1988, kebiasaan kumpul bareng gini masih ada dan itu terbukti mengeratkan hubungan antar tetangga. Sekarang, kalau kita ngumpul justru sibuk dengan gadget masing-masing, bukannya ngobrol atau saling haha hihi. Lha di tahun 1988, mana ada internet? Hehe. Itu yang bikin saya mikir, iya juga ya? Di zaman itu listrik mungkin baru masuk ke kota-kota besar saja. Televisi yang punya hanya beberapa orang yang tergolong kaya. Lha kalau nggak punya televisi ya nebenglah sama tetangga. :D

Dulu rasanya nyenengin banget, ngomongin soal film di televisi aja bisa bikin orang bahagia, tapi saat ini meluangkan waktu untuk silaturahim sejenak dengan tetangga sungguh sulit kalau tidak diniatkan. Itu sebabnya saya bilang bahwa hobi laki-laki seperti nonton sepak bola atau main futsal itu bisa jadi salah satu cara buat merekatkan ikatan antar tetangga. Kalau udah ngobrolin sepak bola sambil ngemil kacang gitu biasanya para bapak-bapak sampai tengah malam pun masih kuat begadang buat nonton bareng final sepak bola club kesayangannya. Haha.

Hobi sering juga dikaitkan dengan passion, tapi menurut saya sih hobi itu kadang bisa juga bikin mood kita membaik. Dan hobi bisa berganti-ganti juga, bulan ini hobi main futsal, 6 bulan berikutnya mulai merasa bosan dan ingin menekuni catur. Ya, tak apa kan? Yang penting hal tersebut tidak membuat keuangan jebol misalnya hobi koleksi lego *eh :P Nah, bayangkan kalau seseorang tak punya penyaluran hobi yang tepat? Ia tidak punya sesuatu yang bisa mengeratkannya dengan lingkungan teman-temannya dan membuat hidupnya jadi lebih berwarna. Kalau kamu, apa hobimu?  

Komentar